Sabtu, 01 Mei 2010

Bahaya Di Tempat Bermain Anak Kita!

Beberapa hari yang lalu, kami bersama keluarga tidak seperti biasanya, pergi ke satu sungai besar di perbatasan kota. Bukan untuk mandi tentunya, tapi ingin menonton Lomba Internasional Arung Jeram di Kali Serayu, yang -konon- juga diikuti peserta dari beberapa negara tetangga. Sayang kami terlambat, karena acara baru saja selesai.

Untuk mengobati kecewa karena urung menyaksikan lomba langka tersebut, sambil pulang kami ikuti permintaan anak-anak untuk mampir ke satu Arena Permainan Anak.

Anak-anak pun larut dalam keasyikan mereka bermain.

Sambil menunggu, mata kami menyapu sekeliling arena yang tidak terlalu luas itu, namun cukup nyaman dan memadai. Tetapi, mendadak, terlihat sesuatu yang terasa amat mengganggu... Apakah itu?




Di satu sofa tempat duduk istirahat orang tua atau penunggu yang terletak di dekat arena bermain, kami melihat sebentuk besi tajam mengkilap sepanjang lebih kurang 15 cm seperti paku, mendongak keatas, seolah siap menusuk pantat siapapun yang tidak waspada ketika akan duduk disitu. Ini bisa menimbulkan kecelakaan yang serius, pikir kami. Apalagi di sekitar itu banyak anak yang bermain dan berlarian.

Kami segera mengingatkan petugas tiket- yang juga pengawas arena-, agar menyingkirkan benda berbahaya tersebut. Sebentar, nasehat kami tampak diindahkan, dan benda itupun dipindahkannya ke tempat yang lebih aman, di atas meja kasir.

Tetapi, hanya berselang beberapa menit kemudian, benda itu kembali lagi nongkrong di sofa. Mungkin karena petugas tadi dan juga temannya- ada beberapa orang-, memandang lebih praktis menempatkan besi yang ternyata digunakan untuk menusuk dan mem'bendel' tiket tersebut di sofa, di dekat mereka, sambil duduk memantau anak-anak bermain. Tapi, kenyataannya mereka cenderung meninggalkan besi tersebut sendirian disitu seolah menunggu 'korban' yang tak waspada.

Kami merasa gemas juga dengan ketidak pekaan mereka terhadap standar keamanan dan keselamatan pada tempat-tempat dimana banyak anak berkumpul dan bermain. Akhirnya kami coba mengambil gambarnya dengan kamera handphone kami, sambil mencoba menarik perhatian mereka yang ada di sana, bahwa hal semacam ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Sampai tiga kali jepretan kamera, tidak ada respon lebih lanjut, bahkan sampai kami meninggalkan arena untuk pulang...

Semoga tidak ada yang terluka... :-(

Do'a kami selalu buat anda.

Selasa, 20 April 2010

Kenapa Mendirikan Paud...

Sebagai ibu rumah tangga yang relatif masih baru, dan ketika awal kami memasuki dunia rumahtangga belum sempat menempuh pendidikan tinggi secara formal, saya berkeinginan agar pendidikan anak-anak saya jauh lebih maju dan mereka bisa lebih pintar dari saya. 

Suatu waktu saya pernah membaca satu tulisan yang sangat menarik tentang ditemukannya beberapa metode praktis untuk membentuk, melatih dan mengajari anak sejak masih berupa janin di dalam kandungan ibunya, agar kelak setelah besar -lahir dulu- menjadi anak yang berotak jenius. Saya merasa tertantang untuk bisa membuktikannya, sehingga saya mencari materi-materi dan mempelajari berbagai metoda yang semacam itu. Saya berharap, agar anak-anak saya, kalaupun bukan jadi anak jenius, setidaknya menjadi anak dengan kemampuan diatas rata-rata.




Vaya, awal masuk SD


Belajar dari pengalaman saya sendiri, sekitar 4 tahun lalu (2006) ketika anak pertama saya, Alivaya, -perempuan, terlahir 15 April 2004- memasuki usia 2 tahun. Suatu usia yang menurut para ahli  sangat krusial bagi pembentukan jutaan sel-sel otak baru agar perkembangan kemampuan berpikir otak dan mentalnya berkembang sempurna.

Kebetulan, pada suatu kesempatan seorang saudara memberi kami satu paket buku pelajaran dasar membaca dan berhitung dari suatu penerbit....Saya lihat sekilas, wow, ini bagus! saya rasa bisa diterapkan pada Alivaya! Buku-buku tersebut langsung kami pelajari, dan setiap ada kesempatan, sambil menyuapi makan atau bermain bersama, saya praktekkan pada anak saya tersebut.

Ajaib dan alhamdulillah, ternyata hanya dalam waktu 2 bulan, dari yang semula tidak mengenal huruf satupun, dia cepat bisa menangkap berbagai bentuk huruf, memahami kata yang tersusun darinya, dan secara cepat dapat lancar membaca. Tidak ketinggalan juga kemampuannya dalam membaca huruf-huruf Hijaiyyah (arab). Begitu juga dengan kemampuan berhitungnya, berkembang sangat cepat. (Saat ini dia suka membaca dan memberi komentar pada tulisan blog saya, dan minta dibuatkan halaman facebooknya sendiri. Saya buatkan, tapi tentu dengan profil ber tahun kelahiran yang tidak sesungguhnya, karena ada pembatasan umur minimal bagi pengguna FB :-). Selain itu, yang paling penting adalah kami harus selalu mengawasi dan mendampingi selama dia surfing di dunia internet untuk mencari konten maupun games-games kesukaannya.

Ini adalah hasil dari buku-buku yang luar biasa, (anak yang berbakat, ataukah gurunya yang istimewa :-), tapi saya rasa hal seperti ini bisa dilakukan oleh setiap orangtua manapun yang sungguh-sungguh ingin mengajari anaknya... Andapun pasti bisa!

Umur empat tahun tiga bulan, anak saya masuk kelas nol kecil -Taman Kanak-Kanak Bhayangkari Purbalingga, (semestinya, dia masuk Play Group atau PAUD, tetapi urung terlaksana, karena dua alasan;
-Pertama, di kampung kami tinggal, belum ada PAUD yang bagus,
-Kedua, karena perkembangan kemampuan anak saya yang lebih cepat dari rata-rata, dia lebih memilih bermain dan berteman dengan anak yang berumur lebih tua, walau secara fisik lebih kecil dari mereka).

Di TK dia hanya satu tahun saja, karena ingin segera masuk Sekolah Dasar, dan kami pun mendorong apa maunya.  Kesulitan sempat muncul ketika mencari sekolah tingkat dasar untuk anak saya, karena beberapa sekolah dasar pilihan, diantaranya satu sekolah swasta favorit di kota kami tidak bersedia menerimanya dengan alasan umurnya yang kurang (anak saya berumur 5 tahun 3 bulan saat itu).

Beruntung karena kedekatan kami dengan para guru di satu sekolah dasar negeri di desa, Danakerta, Banjarnegara, anak kami bisa masuk SD. Sebelum anak saya masuk sekolah, ada teman yang memberitahu bahwa masuk SD terlalu dini dapat menyebabkan anak cepat bosan, kehilangan orientasi belajar dan jenuh karena terlalu cepat kehilangan masa-masa bermainnya, yang berakibat proses belajar selanjutnya dapat terganggu atau malah putus sekolahnya. Saya rasa, reason ini mungkin bisa benar ketika kita masuk ke sekolah dengan sistem pengajaran yang konvensional.

Tapi saya punya pemikiran sedikit berbeda, mengingat kita saat ini berada di era yang jauh berlainan dari saat kita kecil dulu. Perkembangan teknologi informasi semacam televisi, handphone dan -tentusaja- internet yang ada di rumah kita pasti memberikan pengaruhnya sendiri bagi perkembangan otak, mental, juga fisik anak.

Berdasar pengalaman teman-teman sekolah SLTP dan SLTA saya dulu, ternyata teman-teman dengan umur yang lebih tua dari saya (kebetulan saya juga masuk sekolah dasar pada umur lebih awal, 5 tahun), -apalagi dengan mempertimbangkan keadaan pada masa sekarang dimana pertumbuhan fisik anak-anak relatif lebih cepat dibanding jaman orangtua kita-, menyebabkan mereka memasuki puber lebih awal, terutama bagi anak perempuan. Dan sebagai akibatnya, 'gangguan' biologis kerap muncul ketika secara umum pendidikan sekolah menengah mereka belum tuntas. Dan menurut hemat saya, jenis gangguan ini lebih beresiko pada drop out sekolah dari pada kalau kita memasukkan anak lebih awal ke sekolah, dan pemahamannya matang lebih awal dibanding pubertasnya.

Permasalahannya, bagaimana membentuk agar anak-anak kita bisa siap lebih dini dalam memasuki dunia pendidikan?

Kembali berangkat dari pengalaman kami diatas, dan kebetulan saat ini ada program unggulan dari pemerintah tentang pendidikan anak usia dini (PAUD), maka kami mengambil program kuliah dengan bidang studi khusus ke-Paud-an. Kami juga membuat satu kelas eksperimen untuk anak usia 0-6 tahun, bernama 'Kelompok Bermain Taman Ceria'. Di kelas ini, bersama beberapa teman,  kami praktekkan pengalaman kami , -dan sambil mendidik anak kedua saya, Mouldy, 2 tahun, kami juga mendidik dan menularkan pengetahuan ke anak-anak teman dan tetangga kami, secara gratis!

Selain itu, kami juga membuat blog ini www. PaudOnline.blogspot.com untuk berbagi pengalaman dan informasi dengan anda dimanapun berada, yang konsern terhadap masa depan pendidikan anak balita kita.

Saya yakin ini akan berhasil!

Mila,

HomeSchoolingPractizing

Senin, 19 April 2010

Selamat Datang di Situs PAUD Online Indonesia.

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Selamat datang di Situs Blog khusus tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Kelompok Bermain Indonesia.

Di sini anda akan mendapatkan semua materi tentang ke -PAUD- an, meliputi Blog-blog yang relevan, Kumpulan Artikel, Buku-buku Acuan atau Referensi, Kurikulum dan Materi Pembelajaran, Contoh Form Administrasi dan Keuangan, Model-model Seragam Sekolah, Alat Peraga Pembelajaran, Sarana Permainan Lengkap serta Desain-desain Hiasan Ruang Belajar.

Selamat Bergabung bersama Paud Online Indonesia, dan mari bersama dengan sepenuh cinta kasih kita mengabdi bagi masa depan anak-anak bangsa Indonesia yang penuh harapan...

Wassalam.

Mila